Selasa, 09 Oktober 2012

Menilai Kecerdasan Anak melalui Multiple Intellegences versi Kak Seto

 
Dear parents...

Beberapa waktu lalu, saya sempat mengikuti training bersama Kak Seto tentang " Multiple Intelligences " yang dikutip dari buku Howard Gardner dengan judul yang sama. Training itu pada intinya menterjemahkan isi buku Howard Gardner dengan bahasa Kak Seto yang lebih mudah dicerna, dibandingkan bila kita harus membaca bukunya yang ngejelimet dengan istilah psikologi kedokteran. Saya sangat senang sekali mengikuti training tersebut, karena banyak manfaat yang bisa diambil. Selain ilmu, saya juga jadi tahu bakat anak saya, dan yang penting bagaimana kita bisa menyalurkan bakat anak kita. 

Training ini disampaikan secara entertaining tapi sarat akan informasi. Diantara penjelasan tentang Multiple Intelligences, kadang diselingi lagu-lagu dan games lucu membuat kami tidak bosan. Tidak terasa 3 jam berlalu, dan saya punya banyak sekali pertanyaan dikepala saya yang ingin saya tanyakan kepada Kak Seto. Namun karena waktu terbatas, Kak Seto dan tim harus melanjutkan jadwalnya.

Dalam ulasan ini saya ingin menyambungkan teori Howard Gardner dengan teori Kak Seto yang telah diadaptasi kedalam bahasa dan budaya kita disertai contoh-contoh yang lebih mudah dimengerti.

Secara singkat, Kak Seto mengatakan, tidak ada anak yang bodoh. Setiap anak memiliki kecerdasan dan caranya masing-masing untuk menunjukkan kecerdasannya. Teori tentang Multiple Intelligence menyatakan bahwa setiap anak memiliki beberapa kecerdasan. Bahwa, "Setiap anak Unik, Otentik dan Tidak Terbandingkan". Maka kita harus menghargai HAK setiap anak.

Hak Anak itu meliputi :
  1. Hak Hidup
  2. Hak Tumbuh Kembang
  3. Hak Perlindungan
  4. Hak Partisipasi atau Hak didengarkan

Saya yakin, Parents pasti sudah mengerti tentang Hak Anak diatas, terutama dari point 1 hingga 3, yang jelas sering kita perhatikan. Bahwa setiap orang tua pasti akan memberikan hak-hak tersebut. Tapi kadang kita sering melewatkan point no. 4 yaitu hak didengarkan. Anak akan merasa sangat dihargai ketika orangtuanya mendengarkan cerita-cerita sederhananya, ataupun keluh kesahnya, bahkan pendapat dan prinsipnya ketika dia ingin mengungkapkan sesuatu. Hak tersebut adalah hak yang harus dimiliki setiap anak bila Parents ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas dansehat mental.

Berbicara tentang kecerdasan anak, dalam training tersebut, Kak Seto juga menjelaskan bahwa Gardner menggunakan kata kecerdasan (intelligence) sebagai pengganti kata bakat. Setiap kecerdasan dapat dirangsang dengan cara yang berbeda. Ada sembilan kecerdasan yang diidentifikasi oleh Gardner yang disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligences), yaitu:  


1.  Cerdas Angka atau Kecerdasan Matematis (Logical Mathematical Intelligence). 
Kecerdasan ini merupakan suatu kemampuan untuk mendeteksi pola, berpikir deduktif, dan berpikir logis. Kemampuan ini sering diasosiasikan dengan berpikir secara ilmiah dan matematis.
Dalam cerdas Angka ini, Kak Seto mencontohkan ciri-cirinya sebagai berikut: 
  • Mampu menghitung benda-benda yang terlihat didepannya
  • Mampu menyelesaikan soal matematika yang diberikan
  • Mampu menyusun permainan hirarki
  • Mampu menyusun pola berdasarkan warna dan bentuk
  • Bertanya tentang objek yang dilihat
  • Mampu memberikan tanggapan masalah yang diajukan
  • Memahami simbol yang diberikan
  • Mampu menggunakan permainan berbasis IT atau games digital di komputer/gadget


2.  Cerdas Visual atau Kecerdasan ruang (spatial intelegence) 
 Anak dengan kecerdasan  spatial atau cenderung berpikir secara visual, kaya dengan khayalan sehingga cenderung imajinatif dan kreatif. Mereka mampu menciptakan gambar didalam pikiran mereka. Ciri-cirinya sebagai berikut. 
  • Mampu menyelesaikan permainan seperti puzzle, menyusun balok dan sebagainya.
  • Mampu membaca peta, tabel, atau diagram dengan baik
  • Mampu mewarnai dengan rapi
  • Tidak banyak bicara, melainkan lebih aktif mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan abstraksi ruang seperti mencoret-coret dan menggambar. Kegiatan ini jauh lebih diminati anak dibandingkan dengan minat verbalnya.   
  • Memiliki problem solving yang lebih baik dibandingkan anak lain karena dia bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelahnya.   
  • Senang mengukur-ukur mana yang lebih panjang dan pendek, besar dan kecil, atau jauh dan dekat dengan alat-alat sederhana yang ditemukannya di rumah atau dengan anggota tubuhnya sendiri seperti menjengkal atau melangkah.   
  • Bisa menangkap perkiraan atau jarak. Jika berlari, ia bisa mengantisipasi diri dengan ruang hingga tak menabrak.   
  • Memiliki perhatian yang tinggi terhadap detail, seperti gradasi atau ukuran yang sedikit berbeda, misal dua benda yang sama persis hanya beda sekian milimeter.   
  • Pandai mempersepsi apa yang dia lihat.   
  • Suka seni; menggambar, melukis, dan memahat   
  • Menyukai bacaan yang penuh gambar-gambar ber-warna.   
  • Senang merekam peristiwa/kejadian dengan video kamera. 

Cara membangkitkan kecerdasan ini:   
  • gunakan gambar dalam belajar. 
  • buat coretan/simbol-simbol untuk melambangkan sesuatu.  
  • ajarkan ia peta pikiran


3.  Cerdas Musik atau Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence).
Anak dengan kecerdasan musikal memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  • Mudah mengenali dan menyanyikan nada-nada dengan irama yang benar
  • Dapat mentransformasikan kata-kata menjadi lagu dan menciptakan berbagai permainan musik
  • Mampu memainkan alat musik dengan baik
  • Mampu menciptakan lagu sederhana
  • Peka terhadap ritme, ketukan, melodi, atau warna suara dalam sebuah komposisi musik.
  • Mampu menebak lagu dengan notasi awal yang diberikan
  • Mampu melakukan tepuk pulsa dengan benar sambil bernyanyi
  • Terlihat menikmati saat bermain musik, suka bersenandung atau bernyanyi
  • Sangat suka mendengarkan lagu dan musik, bahkan kesedihan akan berkurang di kala mendengarkan lagu atau musik. 
  • Dapat menyebutkan dengan tepat kunci nada saat mendengarkan musik.
  • Memiliki suara yang merdu. 
  • Mampu mengingat syair dengan baik. 

4.  Cerdas Tubuh atau Kecerdasan Gerak/Kinestetik (Godly-kinesthetic Intelligence). Anak yang kecenderungan senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.Meski terkadang jatuh, tapi keadaan ini masih normal bila anak berusia di bawah tiga tahun. Jangan batasi geraknya, karena memang fisiknya sedang berkembang. Namun orangtua harus menjaganya agar tidak terjatuh.
Tidak menyukai duduk dalam waktu yang lama. Ciri lainnya, anak dapat melepaskan kaos, celana, dan kaos kaki sendiri. Juga bisa membangun jembatan dengan menggunakan balok-balok tanpa terjatuh. Aktivitas ini melibatkan keterampilan motorik halus, koordinasi visual motorik, dan keseimbangan. Ciri-cirinya sebagai berikut.
  • Terlihat tidak bisa diam, selalu ingin melakukan sesuatu, bergerak-gerak aktif ketika duduk. Deteksi ini bisa terlihat sejak bayi.
  • Senang kegiatan fisik, seperti melompat-lompat, olah raga atau permainan fisik, semisal kejar-kejaran, bersepeda, gulat-gulatan, dan sebagainya.
  • Mampu berdiri seimbang, bergerak secara dinamis dan terkontrol saat berjalan, berlari, melompat, memanjat, atau berjalan diatas papan titian.
  • Mampu melempar benda secara terarah kira-kira sejauh 1 meter
  • Anak perlu menyentuh objek yang sedang dipelajari. Misal, guru menerangkan dengan alat peraga. Nah, si body smart biasanya akan maju ke depan karena ingin menyentuh alat peraga tersebut. 
  • Terampil mengerjakan kerajinan tangan seperti menjahit, membuat bentuk-bentuk dari lilin mainan, dan sebagainya.
  • Mampu meniru mimik wajah dan gerak tubuh orang lain
  • Suka bekerja dengan tanah liat, melukis dengan tangan, atau bekerja dengan menggunakan anggota tubuh lainnya.
  • Suka mengutak-atik benda yang menarik baginya. Umpama, membongkar pasang mainan. Orangtua yang kurang berpendidikan akan menganggap anak ini nakal karena suka merusak mainannya.
  • Senang berolah raga.
  • Resah jika tak melakukan apa-apa.
  • Mampu melakukan tarian dengan wirasa, wirama dan wiraga yang baik
  • Belajar paling efektif dengan bergerak.

Cara membangkitkan kecerdasan ini:
  • ajak ia bermain peran.
  • gunakan gerak untuk belajar.
  • padukan gerak dengan semua mata pelajaran.


5.  Cerdas Naturalis atau Kecerdasan Alam (Naturalist Intelligence).
Anak dengan kecerdasan alam memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  • Memiliki ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar. Mereka menyukai benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan peristiwa alam, misalnya terjadinya awan dan hujan, asal usul binatang, pertumbuhan tanaman, hingga tata surya.
  • Mampu menirukan suara dan gerakan binatang serta tumbuhan
  • Sangat tertarik dengan berbagai kegiatan yang dilakukan di luar rumah. Begitu juga dengan sistem pembelajaran di sekolah, dia lebih menyenangi aktivitas belajar yang dilakukan di luar ruangan atau kelas dengan mengobservasi alam.
  • Senang bermain di taman, kebun, serta akrab dengan berbagai binatang peliharaan seperti kucing, kelinci, anjing dan sebagainya.
  • Sering mempertanyakan berbagai gejala alam, entah itu mengenahi gempa, tsunami, dan sebagainya.
  • Menyukai aktivitas berkemah, hiking, memancing, dan kegiatan rekreasi lain yang berhubungan dengan alam, seperti pantai, laut, hutan, dan sebagainya.
  • Senang mengoleksi berbagai benda dari alam, seperti kerang-kerangan, batu-batuan, dan sebagainya
  • Mampu memanfaatkan bahan-bahan dari alam menjadi bentuk kreativitas yang bermakna
-->


6.  Cerdas Teman atau Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence).
Kemampuan untuk menjalin relasi sosial dengan orang lain. Anak dengan kecerdasan ini mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara pada saat berinteraksi, sehingga tidak mengalami kesulitan untuk bekerja sama dengan orang lain. Mereka memiliki empati, toleransi sehingga dapat merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.
Kecerdasan interpersonal datang dari kemampuannya sendiri karena adanya kesadaran yang kuat. Ini dinamakan juga sebagai kecerdasan sosial. Adapun ciri-ciri selengkap¬nya sebagai berikut.
  • Bersedia menjadi pemimpin kelompok
  • Mampu mengatur kelompok
  • Membantu teman yang sedang dalam kesulitan saat melakukan aktivitas
  • Memberi kesempatan pada teman atau orang lain dahulu untuk melakukan sesuatu
  • Mampu bersabar dan menyelesaikan masalah yang diberikan teman-teman
  • Bersikap asertif. Saat orang lain mencoba merampas haknya, dia tahu apa yang harus dilakukan
  • Gampang berteman. fleksibel, mudah bergaul, dan tidak pilih-pilih teman. Dia tidak alergi pada teman atau orang baru. Bahkan tak jarang, dia menganggap sosok yang baru dikenalnya tersebut sebagai teman lama.


7.  Cerdas Diri atau Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence).
Anak yang memiliki pemahaman dan kendali yang baik mengenai diri sendiri. Mereka tahu apa yang didapat dan tidak dapat dilakukannya dalam lingkaran sosial.
Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang dimiliki individu untuk mampu memahami dirinya. Secara lebih sempit dapat diartikan merupakan kemampuan anak untuk mengenal dan mengindentifikasi emosi, juga keinginannya. Selain itu anak juga mampu memikirkan tindakan yang sebaiknya dilakukan dan memotivasi dirinya sendiri. Meskipun anak dengan karakter ini dapat mengintropeksi diri serta memperbaiki kekurangannya. Namun kadarnya dapat berbeda-beda. Anak dengan cerdas diri dapat mengekspresikan perasaannya secara verbal juga melalui bahasa tubuh. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
  • Mampu menyelesaikan persoalan yang diberikan
  • Menunjukan sikap tidak mudah menyerah dan putus asa dalam melakukan sesuatu
  • Disiplin dan mamou mengikuti aturan yang berlaku
  • Mampu mengambil keputusan sendiri dari msalah yang diajukan
  • Lebih menyukai permainan yang bersifat individu dari pada yang dilakukan secara bersama-sama


8.  Kecerdasan Spiritual (Spiritual Intelligence)
Kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) adalah kemampuan mengenal dan mencintai ciptaan Tuhan. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui penanaman nilai¬nilai moral dan agama.
Ciri anak yang memiliki kecerdasan spiritual yang menonjol adalah 
  • Baik pada sesama dan rajin menjalankan ibadah agamanya. 
  • Mampu berinteraksi dengan sesama dan lingkungannya,  Bersikap ramah dan baik pada siapapun, tidak pernah membuka aib (kejelekan, kekurangan, dan kekhilafan) orang lain
  • Mampu menangkap esensi dari agama yang dia anut.



9.  Cerdas Bahasa (Linguistik Intelligence)
Anak dengan kecerdasan bahasa adalah kemampuan mempelajari bahasa dan pengucapan dengan baik. Kepandaiannya berbicara bisa dilihat sejak usia 1 atau 2 tahun. Daya tangkapnya kuat ketika anak mendengarkan sebuah cerita kemudian diceritakan kembali sama persis atau ditambahkan sesuai versinya dengan daya imajinasinya yang kuat. Anak juga memiliki kemampuan menghafal kata asing yang baru didengarnya, dengan pengucapan dan arti yang benar. Ciri-cirinya sebagai berikut :
  • Mampu mengisi permainan kata-kata seperti teka-teki silang atau mencari kata dalam sekumpulan huruf
  • Mampu membaca sederetan tulisan yang diajukan
  • Mampu menulis perasaan diri dalam bentuk prosa atau puisi
  • Mampu menyimak dongeng dan menjawab pertanyaan seputar dongeng yang diajukan
  • Mampu mengungkapkan identitas diri dengan lengkap
  • Mampu berpidato atau bercerita dengan baik dan lancar
  • Berani menunjukkan dirinya didepan orang banyak, semisalnya dikelas, atau pertunjukan sekolah
  • Mampu memerankan tokoh cerita dalam sebuah drama dengan baik
  • Mampu mengolah rasa dalam bentuk ekspresi dan lisan



Sumber :
Multiple Intelligence by Howard Gardner
Multiple Intelligence versi Kak Seto
-->
http://www.artikelanak.com/ 
http://intisari-online.com/read/10-tanda-anak-berbakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar